Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengubah berarti menjadikan sesuatu
berbeda atau menukar bentuk bahkan mengatur kembali. Dan Sejarah Indonesia
mencatat bahwa pemuda punya peran penting dalam membawa perubahan. Indonesia
itu kebanyakan musiman sebenarnya, mulai dari buah, bahkan
memasang bendera nasional kita, merah putih juga musiman, semangat pemuda
Indonesia juga musiman, tunggu udah deket 28 Oktober baru deh
semangat.
Sudah berapa tindakan yang kita lakukan untuk membangun perubahan Indonesia?
Atau mungkin pribadi kita lebih sering menuntut kelemahan Indonesia (You
Know What I Mean). Menuntut kesejahteraan, menuntut pendidikan, menuntut
subsidi BBM, menuntut apa yang menurut lo mesti dituntut. Dan penuntut
biasanya hanya diam, duduk sambil merhatiin televisi dengan tema Kebijakan
Presiden. Indonesia mencari jutaan pemuda untuk membuat perubahan dibanding
penuntut perubahan. Kalau nemuin link di Internet tentang kriminal atau
demonstrasi, seberapa sering kita copy paste lalu share ketimbang
berita baik dari Indonesia? Hal ini menunjukkan betapa sulitnya melakukan
perubahan untuk kebaikan Indonesia. Susah, tapi pasti bisa. Kalo mikir lawang
sewu apa sih yang lo pikirin? Gua yakin pasti horor dan cenderung
mengabaikan bahwa Lawang Sewu adalah gedung bersejarah. Kenapa bisa berpikir
horor? Berita? Media? Acara Bego?
Kembali ke pemuda, gua yakin pemuda daerah di Indonesia pengen
banget melakukan suatu perubahan di lingkungan sekitarnya tapi yang jadi
kata kuncinya “Nggak tau apa“. Dan kesalahan kedua pola pikir pemuda
Indonesia adalah jika ditanyakan “Siapa yang bertanggungjawab mencerdaskan
bangsa?”. Pola pikir kita salah kalau kita menjawab guru, karena menurut gua,
mencerdaskan bangsa adalah tanggungjawab seluruh orang Indonesia yang sudah
menerima pendidikan. Ada yang tahu Ki Hajar Dewantara Drop Out?
Seseorang yang nggak punya gelar pendidikan tetapi sadar bahwa dia punya
ilmu dan kemudian membangun sekolah rakyat pertama.
Pernah heran ngeliatin ibu kita bersih-bersih rumah walau ada pembantu?
Perasaan memiliki rumah ini yang membedakan ibu kita dan kita. Rumah itu milik
kita bukan milik pembantu. Rasa memiliki Indonesia penting untuk ditanamkan.
Indonesia bukanlah perahu kecil dengan muatan 2 atau 3 orang Indonesia adalah
kapal besar tetapi hal ini gak membuat kita terus menunggu perubahan. Karena
perubahan tidak harus ditunggu tapi dilakukan. Indonesia bukan negara sempurna
oleh karena itu, ada banyak potensi untuk kita ubah ke arah yang lebih
baik. Apapun itu ciptakan perubahan untuk Indonesia, karena itulah yang
Indonesia harapkan dari rakyat nya.
We are the Change That Indonesia Need
Tidak ada komentar:
Posting Komentar