Ada apa dengan kebiasaan anak muda Indonesia terkhususnya Indonesia, begitu
sangat mencintai nongkrong? Berkumpul menantikan malam habis, bercakap-cakap
menikmati secangkir kopi atau es teh. Entah apa yang dibicarakan. Sebelum ini
baiklah kita sepakat, bahwa nongkrong itu bukan sebuah kebiasaan buruk, itu
mungkin salah satu hal sederhana namun terbaik yang dimiliki orang Indonesia.
Tapi kadang-kadang itu hanya membuat kita sering kali bertanya—mengapa orang-orang kita begitu menggemari budaya nongkrong? Apa yang dimaksud dengan nongkrong? Amat sulit—tidak pernah terbesit di pikiran saya bahwa Kamus Besar Oxford memiliki sebuah kata untuk mengartikan nongkrong dalam bahasa Inggris. "Sekedar bersantai" mungkin ungkapan yang tepat dalam bahasa untuk memperjelas kata nongkrong.
Tetapi nongkrong pada dasar memiliki ide amat sederhana, tentang berbicara dengan
orang-orang terdekat. Tapi apa yang kita bicarakan? Beberapa mungkin nongkrong sambil
berbicara tentang sesuatu yang penting, tapi percayalah, itu biasanya
berlangsung dalam satu jam pertama. Pada jam berikutnya percakapan akan
berputar sekitar pacar baru atau di mana tempat yang asik untuk berkencan atau
sekedar mengambil satu atau dua foto hasil keakraban.
Hal berbeda terjadi di negara lain, budaya nongkrong tak pernah menjadi hal
yang sederhana, di mana orang bertemu di sebuah restoran atau kafe untuk
berbicara sesuatu yang penting. Mereka berbicara bisnis atau mereka belajar
bersama. Budaya seperti ini ada di negara barat. Nongkrong jelas tidak ada
dalam kamus mereka. Nongkrong versi barat berarti mereka bergaul dengan
teman-teman mereka, tetapi hanya pada akhir pekan, dan biasanya datang dengan
semua aturan ketat mereka. Itu sebabnya jika anda ke luar negeri anda akan
menemukan Starbucks di Amerika berbeda dengan kafe-kafe nongkrong di Indonesia.
Serius dan tenang—amat rumit.
Mereka tenang karena kebanyakan orang datang baik untuk belajar, membaca
buku, atau berbicara bisnis, sementara yang lain hanya mengambil makanan dan
pergi. Sementara sebuah kedai kopi di Indonesia ataupun Indonesia biasanya
bising karena kita membuat kedai kopi sebagai tempat yang sempurna untuk
nongkrong. Pada akhir pekan orang Indonesia ataupun Indonesia berdatangan,
menghabiskan waktu berjam-jam untuk sekedar berbicara, beramah tamah di
kedai-kedai kopi atau restoran.
Kita semua harus sepakat nongkrong memang budaya yang sederhana namun menyenangkan.
Amat beruntung budaya ini berkembang amat pesat di Indonesia khususnya Indonesia.
Kafe dan kedai makanan saling bersaing untuk menyajikan tempat mana paling enak
untuk sekedar nongkrong. Anak muda berkumpul, bersenda gurau, larut dalam
seduhan kopi tanpa menyadari bagaimana waktu bisa lewat begitu cepat. Ini
adalah saat-saat terbaik kita sebagai orang Indonesia berbagi kebahagiaan
dengan orang yang kita cintai. Kita tertawa dan saling berbagi cerita. Sesederhana
itu. Kekhawatiran mengenai apakah orang-orang muda kita yang nongkrong terlalu menghabiskan
waktu sia-sia adalah masalah lain.
Saya tidak berpikir kita semua harus malu menjadi apa yang kita miliki
sebagai orang Indonesia. Kita disini memiliki budaya hebat, sesederhana
nongkrong. Budaya sederhana yang amat cepat menjamur dan menjadi cap bahwa
Indonesia memang amat ramah, sering bersenda gurau dan terlihat menyenangkan.
Mengutip kata-kata teman saya di atas tadi "Siapa mau menjadi orang barat?
Mereka bangun, mereka bekerja, mereka makan, mereka pulang ke rumah, dan mereka
akan melakukan hal yang persis sama setiap hari. Tanpa nongkrong seperti ada
yang kurang sebagai orang Indonesia.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar