Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat - baca dan amati?

Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat di setiap keliling dan sekitarmu? - baca di setiap lembar kertas dan layar digitalmu? dan amati di setiap kisah, kenangan, sentuhan pasanganmu?

Minggu, 17 Agustus 2014

Entak Bangun

Bangun pemudi pemuda Indonesia. Tangan bajumu singsingkan untuk negara. Masa yang akan datang kewajibanmulah. Menjadi tanggunganmu terhadap nusa” – Bangun Pemudi Pemuda.

69 tahun sudah republik ini berdiri, tentu bukan sebuah usia muda. Sudah terlalu lama republik ini tidur bahkan ditidurkan oleh pemimpin sendiri. 69 tahun sudah Indonesia ini berdiri dan sampai sekarang entak bangun dari seorang Alfred Simanjuntak masih mengumandang. Kumandang Entak bangun untuk para pemuda yang masih sibuk dengan urusan sendiri—bahkan tangan baju mereka masih panjang dan putih bersih.

Ada makna besar di balik sebuah lagu karangan Alfred Simanjuntak. Ada tujuan besar dibalik dari hanya sebuah mars sekolah ini. Pemudi pemuda Indonesia dientakkan dari tidur mereka, diingatkan kembali bahwa di luar kasur hangat masih ada sebuah tanggungan. Masih ada sebuah janji kemerdekaan yang harus pemuda pemudi Indonesia lunaskan terhadap nusa.

Alfred Simanjuntak berusaha menanamkan sebuah ide bahwa cinta Indonesia tak hanya bangun dari tempat tidur. Tetapi sebuah entakan itu harus dilanjuti oleh singsingan tangan baju dan turun tangan. Singsingan tangan baju menjadi bukti bahwa siapa lagi yang akan membereskan masalah ini kalau bukan kita si empunya nusa ini. Harus ada sebuah langkah untuk melunasi janji kemerdekaan ini.

Janji kemerdekaan menjadi sebuah tanggungan untuk membuat Indonesia menjadi sebuah republik hebat seperti cita-cita para pendiri. Belum lama kita pun sudah melaksanakan salah satu tanggung jawab untuk melakukan perubahan. Pemilu kali ini pun menjadi salah satu tanggungan penting untuk menentukan arah bangsa. Bahkan Alfred Simanjuntak mengentak kepada kita bahwa masa depan Indonesia menjadi kewajiban kita, pemudi pemuda nusa.


Masa depan bangsa tertumpu pada pundak pemudi pemuda. Jujur, ikhlas, bekerja keras, berhati teguh lurus serta bertingkah laku halus wajib ditanamkan untuk dasar perjuangan. Bangsa ini harus dibangun oleh turun tangan semua orang. Bayangkan ketika semua orang mau bangun  bahkan menyingsingkan tangan baju mereka. Negara ini akan menjadi luar biasa ketika semua orang sadar akan masalah dan ikut turun tangan menyelesaikan.

Kutipan lagu pemudi pemuda tak akan lagi mengingatkan kita untuk mengangkat bambu dan senjata untuk membela bangsa ini. Pemudi pemuda harus menatap kepada masa depan Indonesia dan kemudian turun tangan mengatasi masalah untuk memastikan bahwa bangsa ini ada di jalan yang benar. Tentu tidak ada kepastian masa depan tanpa adanya usaha.

Entakan bangun adalah sebuah usaha bersama. Para pendiri bangsa adalah pengentak pertama republik ini, mendirikan dan membangun bakal bangsa besar. Kini di 69 tahun Indonesia, pemudi pemuda adalah pengentak bangun berikut, untuk membangunkan teman sekitar lainnya. Untuk membangunkan republik ini di tengah tidur panjang.

Perjuangan bangsa ini untuk menatap masa depan tergantung dengan tindakan kita hari ini. 69 tahun ini biarlah menjadi sebuah entak bangun kelahiran Indonesia baru. Di hari berikutnya ada sebuah perjuangan singsingan tangan baju untuk sebuah masa depan bangsa. Tanggung jawab akan nusa ini adalah sebuah tanggungan bersama, dimulai dari para pendiri, dilanjutkan ke pemudi pemuda untuk sebuah masa depan Indonesia.

catatan : Tulisan ini kemudian ditulis ulang dengan konsep dan judul sama dan kemudian diunggah ulang di arthinkle.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Agata | WS
x x x x x x x.