Sering
ditanyain atau disinggung sebenarnya dalam akhir bulan-bulan ini tentang
kecintaan terhadap Indonesia. Mungkin karena Oktober dan Nopember adalah bulan
yang sering dijadikan sebagai puncak nasionalisme. Sama halnya dengan 17
Agustus yang dijadikan momen tepat untuk berlomba-lomba menunjukkan rasa
kecintaan terhadap Indonesia. Setelah itu, apakah pemuda bahkan kita pribadi
masih peduli akan semangat kecintaan terhadap Indonesia? Semangat
kekendoran, gua pikir.
Berbicara tentang
semangat kecintaan terhadap Indonesia tidak bisa kita lepaskan dari pahlawan.
Karena rasa kecintaan terhadap Indonesia lah yang membuat pahlawan berani untuk
berpikir untuk mengubah. Dan karena rasa memiliki Indonesia lah yang membuat
pahlawan-pahlawan kita berani untuk mengambil tindakan perubahan. Tentu hal
yang beda makna dari mencintai dan memiliki Indonesia sendiri sehingga menciptakan
dampak yang berbeda juga dalam sebuah keputusan.
Pertanyaannya, apakah
di era post-modern saat ini masih adakah hadir para pahlawan-pahlawan yang
dengan passionnya menciptakan buah pikir dan mengambil langkahnya untuk
perubahan bagi Indonesia, disaat banyak dari kita yang lebih cenderung
merenung, berdiskusi dengan sesama termasuk duduk diam membaca blog ini tanpa mengambil sebuah tindakan
nyata di dalam kondisi Indonesia seperti yang kalian ketahui (You know what I mean). Atau mungkin ada yang
ingin melakukan sesuatu perubahan atau tindakan untuk Indonesia, tetapi nggak tau dengan cara yang bagaimana? Elo nggak sendirian, gua yakin setiap pemuda yang membaca blog ini dari seluruh Indonesia memiliki
rasa yang sama. Rasa untuk menciptakan dan melakukan suatu perubahan dan
menjadi pahlawan dijaman ini.
Pahlawan sering kali
dikaitkan erat didalam bayangan masa lalu, masa dimana Indonesia masih dibawah
bayang-bayang negara lain yang menjajah. Dan memang itu penting, kita wajib
melihat bayangan mereka dari masa lalu untuk menghargai dan melakukan sesuatu
untuk Indonesia. Dan apakah pahlawan hanya hadir dimasa lalu, hadir untuk
memperjuangkan Indonesia dari penjajah? Menurut gua, bukan berarti karena kita sudah merdeka membuat kita
kehilangan figur seorang pahlawan. Ada banyak figur Indonesia yang menurut gua layak untuk disebut pahlawan di era postmodern.
Glenn Marsalim,
adalah inisiator dibalik ide fenomena Bolbal. Bolbal lahir karena gagalnya Manchester United datang ke
Indonesia yang membuat banyak sekali pedagang kaos jalanan bangkrut. Padahal
ada pedagang yang sudah rela menjual motornya sebagai modal usaha tapi malah
terancam kaos tidak terjual sama sekali. Bersama dengan teman temannya, Glenn
mengambil inisiatif untuk mengambil kaos-kaos itu, dibalik dan kemudian
disablon dengan tulisan “IndonesiaUnite” kemudian diberi angka dipunggungnya
(karena memang jumlahnya terbatas) lalu dijual. Uangnya dikembalikan kepada
pedagang tersebut. Gerakan ini bukan berarti tanpa kontroversi, banyak juga
yang bilang Glenn dan teman-teman mendukung pembajakan karena jelas, kaos-kaos
itu palsu. Bagi gua, glenn dan
teman-teman telah menolong sesama bangsa Indonesia dengan kreativitasnya.
Dan kemudian ada mas
IWAN Esjepe. Mas Iwan inilah orang dibalik “Travel Warning Indonesia
Dangerously Beautiful”, idenya yang berani di eksekusi dengan baik sehingga
pendukungnya secara militan tersebar di SELURUH DUNIA. Travel Warning itu hanya
satu dari beberapa produk dibawah payung "Indonesia Bertindak" dan
masih banyak hal lain seperti Kemah Pelangi dan yang kontroversial
“Weekend Anti ke Mall” . Weekend Anti ke Mall sendiri diciptakan dengan tujuan
untuk mengajak orang untuk datang ke museum di weekend ketimbang mall. Kalau
ditanya terus kapan ke Mall, Mas Iwan akan menjawab “Kan saya bilang weekend
doang yang anti ke mal, masih ada 5 hari lain dalam seminggu”.
Masih ada banyak lagi
tokoh-tokoh pahlawan yang hadir untuk membawa perubahan untuk Indonesia. Ada
Agnes Monica dan Glenn Fredly dalam dunia seni, Chris John dalam bidang
olahraga, Ada Hermawan Kartajaya yang menjadi tokoh marketing Indonesia yang
dikagumi di dunia. Ada Auguste Soesastro perancang baju di Amerika Serikat
dengan line KRATON dan Hillary Clinton adalah salah satu penikmat dari karyanya.
Ada almarhum Munir yang sampai akhir hayatnya memperjuangkan Hak Asasi Manusia.
Ada Enda Nasution yang mendapat julukan Bapak Blog Indonesia, beliau juga yang
memprakarsai koin untuk prita dan masih banyak lain orang Indonesia atas dasar
rasa memiliki dan kecintaan terhadap Indonesia, menciptakan sebuah karya yang
membawa perubahan untuk Indonesia.
Sekarang bagi anda,
masihkah kita hanya merenung berteriak dan menuntut perubahan tanpa melakukan
apapun? Seperti line blog ini, Cintai Indonesia, Temukan passionmu dan berkarya
bagi bangsa. Buat suatu langkah konkrit bagi daerah dan lingkungan sekitarmu
untuk perubahan Indonesia. Jadilah pencipta perubahan bukan hanya dari menuntut
perubahan tetapi dari melakukan suatu tindakan. Saatnya kita para pemuda,
menciptakan karya dari buah pikir kita dan berkarya bagi bangsa.
Lebih baik menghidupkan sebuah lilin
dengan cahaya kecil daripada mengutuk kegelapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar