Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat - baca dan amati?

Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat di setiap keliling dan sekitarmu? - baca di setiap lembar kertas dan layar digitalmu? dan amati di setiap kisah, kenangan, sentuhan pasanganmu?

Sabtu, 03 November 2012

Tidak ada alasan lain

     “Kami Datang untuk Timnas, Bukan PSSI”. Demikian salah satu spanduk raksasa yang dibentangkan suporter Indonesia. Pada tanggal 24 November sampai ke tanggal 22 December 2012, Indonesia akan menghadapi tantangan besar sepanjang perjalanan karir Tim Nasional Indonesia. Mungkin kita memang sedang tak berperang dengan Singapura, Laos, Vietnam, Thailand, Filipina, Timor Leste, dan Malaysia. Akan tetapi, di ajang Piala AFF 2012, harga diri bangsa dipertaruhkan. Karena kita satu grup dengan Malaysia, kemenangan adalah harga mati. Hubungan diplomatik Indonesia – Malaysia sedang tak sedap, menyusul sikap negara jiran yang kerap mengklaim budaya Indonesia.

     Nil Maizar adalah pelatih timnas senior Indonesia yang, dalam hitungan pekan, akan bertarung di Piala AFF 2012. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menargetkan juara, meski kita semua tahu, dalam situasi dan kondisi tak kondusif seperti saat ini, itu bukanlah perkara gampang. Sejarah akan mencatat, Nil merupakan pelatih timnas yang menjadi “korban” dua institusi yang tengah berseteru: PSSI dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Tak hanya itu, Nil bekerja di tengah  banyak pihak yang meragukan kemampuannya. Jam terbangnya yang minim sebagai pelatih, khususnya menukangi timnas, menempatkan mantan pemain timnas era 1980-an itu menjadi bulan-bulanan sasaran keraguan. Dia lantas akan berada dibawah bayang-bayang pendahulunya Alfred Riedl, pelatih timnas versi KPSI, yang dua tahun silam membawa tim “Merah Putih” ke final Piala AFF.

     Dibandingkan Riedl, jam terbang Nil memang masih cetek. Di pentas sepak bola nasional, baru Semen Padang yang ditukangi Nil. Di tangannya, Kabau Sirah (julukan dari tim Semen Padang) sukses menempati peringkat empat Liga Indonesia 2011/2011. Buat gua hal ini cukup special, mengingat Semen Padang datang sebagai tim promosi. Tak ada yang tahu pasti, apakah Nil mampu membawa timnas juara di Piala AFF kali ini. Gua pribadi memutuskan untuk mendukung Nil, karena dia mengusung nama bangsa, bukan PSSI atau KPSI.  Gua  bukan pengagum berat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono apalagi Budiono, wakilnya. Tapi, ketika salah satu dari mereka melakukan kunjungan negara ke luar negeri dan mendapat perlakuan kurang baik, gua berhak marah karena mereka adalah Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

     Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menargetkan juara, meski kita semua tahu, dalam situasi dan kondisi tak kondusif seperti saat ini, itu bukanlah perkara gampang. Kita tak bisa membiarkan Nil Maizar dan Tim Nasional Indonesia melangkah sendiri, sebab mereka mengusung misi bangsa, di mana harga diri jutaan rakyat Indonesia dipertaruhkan. Terlepas dari lo suka atau tidak terhadap Tim Nasional Indonesia ataupun sistem dan masalahnya, detak jantung dan air mata lo gak akan pernah bisa bohong. Detak jantung dan tetesan air mata tidak akan pernah lepas dari akan kebanggaan kita terhadap merah putih. Dan, tak ada alasan, kita seperti dua tahun silam, harus sama-sama berdiri di belakang timnas dan berteriak dengan lantang: I N D O N E S I A!
Tidak Ada Alasan Lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Agata | WS
x x x x x x x.