Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat - baca dan amati?

Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat di setiap keliling dan sekitarmu? - baca di setiap lembar kertas dan layar digitalmu? dan amati di setiap kisah, kenangan, sentuhan pasanganmu?

Minggu, 28 Oktober 2012

Masih Pemuda

     Waktu yang tepat untuk mengungkapkan alasan dibalik tulisan-tulisan di blog ini. Sebenarnya, gua menulis di blog ini hanya untuk berbagi wawasan. I Am What I Know. Saya adalah apa yang saya tahu (wawasan). Maka apa yang kita tahu akan berefek pada pengambilan keputusan kita dan pada akhirnya membentuk diri kita. Kalau saja elo tahu apa yang gua tahu tentang Indonesia, semoga saja kita akan berbagi kecintaan dan optimisme yang sama. Tapi yang menyemangati gua untuk menulis adalah sebuah cita cita kecil yang mungkin remeh untuk elo, tapi untuk gua sebaliknya.

     Gua tumbuh sambil membaca kisah kisah kepahlawanan, kebanyakan dari komik. Dragon Ball, One Piece, Superman, Batman, Justice League, dan lain-lain. Komik Indonesia kurang membuat gue tertarik karena diumur kecilpun gue sadar banyak yang nyontek (Gundala, Godam, dll). Kisah kepahlawanan Indonesia yang pertama gua suka adalah Ramayana (itu juga baru akhir-akhir ini gua tau. Hehehehe). Kepahlawanan dunia nyata kemudian gua temukan dalam olahraga dan dalam sejarah. Olahraga dengan segala perjuangan dan dramanya melahirkan begitu banyak kisah kepahlawanan Sejarah juga dengan perjuangannya menceritakan banyak sekali tokoh tokoh pemuda dengan kisah kepahlawanannya. Semakin dewasa, semakin gua sadar bahwa selama ini di dalam sejarah kita, pahlawan kita adalah para pemuda.

     Sebut saja satu persatu: Adam Malik, Sugondo Djojopuspito, Soetomo, Sutan Sjahrir, Mohamad Yamin, WR Supratman, nama nama seperti Ki Hadjar Dewantoro dan Mohammad Hatta juga sudah melakukan banyak aksi kepahlawanan sedari mereka berumur 20-an. Yang menarik diwawasan gua ketika tahu ide dari Trilogi Pemuda: Satu NUSA, Satu BANGSA, Satu BAHASA: INDONESIA ini lahir di sebuah kost-kostan. Dan yang tidak kalah menariknya, perumusan itu dihadiri oleh para pemuda diseluruh Indonesia. Dari berbagai suku dan agama berhasil berkumpul walau keterbatasan sarana komunikasi, tanpa email, sms, twitter, facebook, dan lain-lain. Mereka berkumpul dan bersatu untuk mematri sebuah tulisan didalam hati pemuda-pemudi di generasi berikutnya. Mereka tidak tahu siapa penerus mereka, mereka tidak tahu bagaimana latarbelakang penerus mereka. Tapi yang mereka tahu, penerus mereka bertumpah darah yang satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, INDONESIA

     Sialnya, gua yang begitu mencintai kepahlawanan dan begitu terinspirasi oleh pahlawan Indonesia akan tidak terasa mulai melangkah ke arah mantan pemuda. Maka dari itu gua tulis artikel demi artikel di blog ini. Mengingat sejak dulu, senjata para pemuda adalah tulisannya. Yang dimaksud tulisan, adalah buah pikir. Tidak peduli tulisan tangan atau hasil ketikan. Hasilnya, adalah inspirasi. Ki Hadjar Dewantoro, Mohammad Yamin, Bung Hatta, RA Kartini memulai dan menginspirasi perjuangannya melalui tulisan. Menjadikan tulisan sebagai persembahan karya untuk Indonesia. Tujuannya hanya satu, menyalurkan semangat pemuda ini untuk orang sekitar dan generasi selanjutnya.

     Walaupun gua nantinya sudah tidak lagi pemuda bukan berarti menghentikan gua untuk berkarya dan mempersembahkan perjuangan gua untuk Indonesia. Seperti Mohammad Hatta dan yang lainnya, perjuangan akan terus berlanjut. Hanya saja, gua ingin memberikan sesuatu untuk bangsa Indonesia selagi
masih dalam kategori pemuda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Agata | WS
x x x x x x x.