Berbagai media muncul
dengan statement bahwa Indonesia krisis moral bahkan sekarang sedang melanda
para pelajar, kaum pemuda yang kelak menjadi penyambut tongkat estafet masa
depan Indonesia. Pelajar Indonesia bentrok dengan si ini, pelajar Indonesia
melakukan tindakan kriminalisasi dan sebagainya. Media hadir dengan membawa
karat para pelajar Indonesia dan kemudian disajikan untuk para pembaca.
Seberapa berpengaruhnya media untuk para pembaca? Pernah lo sadar, cara berpikir lo
sekarang berkaitan dengan apa yang lo
baca dan denger? Termasuk dengan
ketika lo baca tulisan di blog ini.
Banyak pencapaian
pemuda-pemudi khususnya para pelajar Indonesia dalam setahun ini. Contoh Viona
Sanjaya dari Surabaya yang akan menggelar konser tunggal recital piano di
Sydney Opera House pada bulan Juli 2013. Andre Surya, pemuda Indonesia yang
juga sudah menjadi bagian di perfilman Hollywood. Mahasiswa ITB yang menjadi
juara dunia olimpiade robotik, pemuda Indonesia juara olimpiade fisika, juara
olimpiade kimia dan masih banyak lagi dari bidang-bidang lainnya.
Dalam telinga mereka para
pembaca, tidak pernah didengar karena hampir semua media memberitakan keburukan
pemuda Indonesia. Untuk setiap 300 pelajar yang sedang tawuran di jalanan, ada
30.000 pelajar sedang belajar, menggali potensi, berpikir dan berkarya. Media
tidak pernah bertemu mereka karena mereka ada di dalam lingkungan sekolah,
media tidak pernah beritakan mereka. Karena pelajar yang sedang belajar sama
sekali tidak menarik untuk media beritakan dibandingkan pelajar yang sedang membacok. Setiap kali gua bertemu dengan orang yang berkata pemuda Indonesia
kualitasnya sedang buruk, gua yakin dia harus mengganti bacaan dan
tontonannya.
Ganti Bacaan Anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar