Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat - baca dan amati?

Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat di setiap keliling dan sekitarmu? - baca di setiap lembar kertas dan layar digitalmu? dan amati di setiap kisah, kenangan, sentuhan pasanganmu?

Selasa, 23 April 2013

Masalah Giting



     Beberapa kali media mencoba mengangkat ganja sebagai alat “nyimeng” sebagai kriminalisasi, bahkan beberapa artis hingga presiden pun terkena asapnya. Sedih karena akhirnya yang terangkat dari ganja lagi-lagi adalah “nyimeng”nya. Memang, nyimeng lebih mudah dipahami dan lebih dulu dipropagandakan. Bertepatan dengan hari ganja dunia yang lalu, banyak yang bertanya, apa yang menjadi alasan gue pro ganja menjadi barang yang legal. Perlu digaris bawahi ukungan gue terhadap legalisasi ganja, bukan karena gue nyimeng. Gue tidak nyimeng, merokokpun tidak. Juga sebenarnya tidak “legalisasi ganja” per se yang diincar teman-teman Lingkar Ganja Nusantara, tapi pemanfaatan daun ganja semaksimal mungkin untuk kebaikan seluruh bangsa Indonesia. Mungkin banyak yang heran, banyak juga yang tidak sependapat seperti dulu hampir seluruh orang didunia tidak percaya bahwa matahari sebagai pusat dari tata surya.

Selama 12.000 tahun, daun ganja telah memberikan manfaatnya untuk umat manusia. Daun ganja, tersebar di 2/3 permukaan bumi, yang kemudiaan menjadikannya sebagai salah satu tanaman yang paling mudah tumbuh di mana-mana. Tidak ada satupun produk di muka bumi ini, yang tidak bisa dibuat oleh ganja. Sejak dulu, pelaut menggunakan serat ganja untuk tali temali mereka, pakaian, layar, dan lain-lain. Daun ganja adalah tanaman yang paling dimanfaatkan diseluruh muka bumi, hingga tahun 1930.

     Apa yang terjadi tahun 1930? Amerika, krisis ekonomi parah

     Dalam kondisi tersebut, mereka harus mengembalikan kondisi keuangan mereka. Saat itu, Amerika mengembangkan serat sintetis. Serat sintetis ini, yang diproduksi dengan teknologi manufaktur yang saat itu hanya dimiliki Amerika. Sialnya, karakteristik dan kualitasnya serupa dengan serat dari daun ganja. Sementara daun ganja, tidak perlu menggunakan teknologi rumit untuk pemanfaatannya. Singkat cerita, dagangan amerika, jeblok. Amerika, kemudian mengeluarkan larangan terhadap tanaman Ganja dan merupakan negara pertama dalam sejarah yang melakukan pelarangan tersebut. Pelarangannya dikaitkan dengan isu ras, dengan melemparkan kabar bahwa ganja yang dihisap akan membuat budak budak kulit hitam beringas. Larangan ini disebarkan ke seluruh dunia. Tidak lama, Amerika menjilat ludah sendiri ketika mereka memasuki Perang Dunia ke 2. Kemampuan produksi serat sintetis mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan perang. Akhirnya, mereka kembali menggunakan serat ganja untuk seragam, tas, tali temali, parasut, dan lain-lain. Setelah Perang Dunia 2, black campaign Amerika terhadap ganja menggunakan metoda yang berbeda. Mereka mulai menyebarkan info bahwa Ganja bikin bodoh, bikin ketergantungan. Lewat PBB, mereka menyebar luaskan propaganda ini.
 
     Ini menjawab tanda tanya besar “Mengapa sebuah tanaman yang dimanfaatkan di seluruh dunia selama ribuan tahun tiba tiba bisa jadi sesuatu yang jahat?”. Karena ulah Amerika di atas tadi. Apakah pemanfaatan ganja bisa mengejar Millenium Development Goals? Bisa menekan angka kemiskinan? Bisa. Dan sudah terbukti.

Di mana?

     Cina, tidak menyetujui ganja untuk dihisap, tapi memanfaatkan daun ganja untuk industri. Industri untuk apa? Untuk apa saja. Industri pakaian, serat ganja adalah serat pakaian kualitas terbaik makanya dipakai untuk baju perang dan parasut. Industri kendaraan (Henry Ford yang melihat minyak bumi akan kelak habis mengembangkan kendaraan yang tubuhnya terbuat dari serat ganja dan jaland engan biofuel dari ganja).

     Industri medis, tercatat daun ganja dimanfaatkan jadi bagian dari pengobatan alzheimer, glaukoma, HIV/AIDS, Asma, kanker, Distonia, Epilepsi, Tuberkulosis, Sindrom Tourette, Osteoporosis, Kardiovaskular, Diabetes, dan masih banyak lagi penyakit yang kalau saya sebut akan sangat menyita tulisan ini. Ketika Amerika berencana menghentikan ganja medis, dan yang kemudian diprotes keras. Oleh kalangan dokter.

Industri kertas,  sekedar mengingatkan “Declaration Of Independence” Amerika serikat ditulis di atas hemp. Varian ganja untuk industri. 97% buku yang dicetak antara tahun 1900 – 1937  (waktu masih pakai ganja) masih kuat sampai 300-400 tahun sementara kertas dari serat kayu bertahan rata rata hanya selama 50 tahun. Untuk membuat kertas dengan jumlah yang sama, kertas dari serat pohon akan memakan lahan hutan lebih luas daripada kertas dari serat ganja

Ada banyak sekali pemanfaatan daun ganja untuk industri yang sudah digunakan dengan lazim oleh negara lain KECUALI oleh Indonesia. Lha wong Amerika sendiri yang pertama kali mengeluarkan larangan aja sekarang sudah menggunakan ganja untuk industri. Mengapa Indonesia, negara yang terkenal memiliki ganja dengan kualitas terbaik dunia karena tanah yang subur, matahari yang melimpah, hujan yang mengguyur bumi, tidak bisa memanfaatkan ganja untuk kebaikan bangsanya? Andaikan ganja dimanfaatkan untuk industri sebagaimana yang sudah lazim dilakukan buanyak negara lain, bayangkan tenaga kerja yang diserap. Bayangkan angka pengangguran yang turun dan dengan itu angka kemiskinan yang ditekan. Ganja bisa dimanfaatkan untuk apa pun. Bisa ditanam dimana pun. Memprosesnya tidak perlu teknologi yang mutakhir. Kalau anda memegang daun ganja dan anda gosok gosok ke telapak tangan, nanti akan keluar minyaknya. Minyak tersebut sering digunakan untuk obat sebagaimana kita pakai minyak telon dan minyak kayu putih. Bayangkan betapa mudahnya memanfaatkan ganja. 

     Tolol rasanya jika beberapa orang beranggap ganja sebahai akar dari kriminalisasi. Ada riset yg menyatakan bahwa negara bagian di Amerika Serikat yang melegalkan ganja, ternyata angka kecelakaan mobilnya lebih rendah daripada negara yang mengilegalkan ganja. Ternyata, di negara bagian yang legalkan ganja, masyarakatnya berpindah dari minum bir ke nyimeng. Angka kecelakaan yang turun menyatakan bir lebih berbahaya sebagai pemicu kecelakaan daripada cimeng.  Sekali lagi, gue nggak nyimeng dan dukungan gue terhadap LGN bukan untuk ganja rekreasi (sebutan pemanfaatan ganja untuk dihisap) tapi untuk industri.

     Membacalah, cari tahu dan elo akan menemukan bahwa daun ganja dengan varian bernama HEMP banyak dimanfaatkan untuk industri, dan mau diisep seladangpun HEMP tidak akan membuat elo giting. Go ahead, do your own research, Elo akan menemukan bahwa omongan gue ini benar. Bahkan waktu Dhira (ketua Lingkar Ganja Nusantara) berdebat dengan juru bicara BNN, pihak BNNpun tidak bisa menjawab hingga akhirnya cuma bisa menutup dengan ucapan “Kami hanya menjalankan perintah Undang Undang”

     Bagaimana dengan ucapan “Dari dulu ga akan pernah berhasil usaha melegalkan ganja, usaha kali ini pun akan percuma”. Jawaban gue sederhana, dari kalimatnya aja udah keliatan yang ngomong kayak gitu mentalitasnya pecundang. Hehe. Pemenang akan berkata “Susah, tapi pasti bisa” Pecundang akan berkata “Susah, itu tidak mungkin”. Bahkan Sejarah menyatakan bahwa belum tentu yang masyarakat umum anggap benar itu adalah kebenaran yang sesungguhnya. 

     Contoh, dulu seluruh dunia berpikir bumi itu rata. Kita smua tahu kini itu kesalahan yang tolol. Dulu, seisi bumi berpikir bumi itu pusat tata surya. Galileo Galilei sampai mati dihukum karena dianggap penghinaan kepada agama akibat keyakinannya bahwa mataharilah pusat tata surya. Copernicus melanjutkan argumen Galilei dan sekarang kita semua tahu, siapa yang benar. Semua fakta-fakta di atas, bisa jadi elo ga percaya. Tapi ada satu hal yang harus dipahami, bahwa ganja bukan cuma
Masalah Giting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Agata | WS
x x x x x x x.