Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat - baca dan amati?

Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat di setiap keliling dan sekitarmu? - baca di setiap lembar kertas dan layar digitalmu? dan amati di setiap kisah, kenangan, sentuhan pasanganmu?

Selasa, 16 April 2013

Lembek Kayak Pudding




“Kau berkata cincin ini berbahaya, bahkan jauh lebih berbahaya dari yang kukira. Di sisi mana?”

“Di segala sisi. Cincin itu kekuatannya lebih besar dari pada yang berani kupikirkan, begitu kuatnya sehingga pada akhirnya dapat benar-benar menguasai siapapun yang menjadi pemiliknya”

~ Frodo dan Gandalf, The Lord of the Rings~


     Kisah cincin misterius bukanlah hal baru dalam filsafat umat manusia. Sejak ribuan tahun lalu, cincin adalah lambang kekuasaan. Sebuah mitologi Yunani, The Ring of Gyges adalah legenda yang mengawali kisah Lord of The Ring itu dibuat. Berkisah tentang cincin yang dapat menjadikan pemakainya sakti, tidak bisa terlihat dan tak terjamah.  Singkat cerita, berangkat dari seorang gembala bernama Gyges yang memakai cincin itu tanpa rasa takut  atas hukuman dari raja. Dan kemudian ketika ia menemukan cincin itu, ia membalas dan kemudian membunuh sang raja, lantas ia juga memperkosa sang ratu. Mungkin itu semua cerita dari negeri dongeng yang dibuat-buat. Tapi jika ada, apa yang akan dilakukan oleh anda ketika diberi cincin itu?



      Seorang teman saya menggerutu beberapa minggu lalu. Singkat percakapan saya dengan teman saya, saya singkat dan tuliskan dibawah ini:
(Teman): “Saya bingung dengan hukum disini (Indonesia), undang-undang tidak jelas begitu juga dengan pelaksanaan dan peradilannya.”

(Saya): “Iya, beberapa kasus memang begitu kejadiannya, terutama urusan tilang-menilang. Dari urusan nggak ada SIM, Helm dan kelengkapan berkendara lain.”

(Saya): “Ngomong-ngomong kamu selalu pake helm kan jika berkendara?”

(Teman): “Jelas! Musti taat hukum, sebagai warga Negara yang baik”

(Saya): “terus kalau berkendara sekitar gang atau kompleks gimana? Masih menggunakan helm?”

     Glaucon berkata “ Manusia yang berbuat curang, tetapi dinilai baik oleh masyarakat akan lebih bahagia hidupnya daripada orang baik yang dinilai curah oleh masyarakat.” Siapa yang bisa menjamin atau memastikan kita atau teman kita akan tetap berbuat baik menurut hukum  ketika diberikan cincin yang membuat kita menjadi tidak kelihatan tadi? Tentu ada juga orang yang baik walau sudah diberikan kuasa. Karena tiap orang menurut saya, mempunyai tingkat sociometer yang berbeda-beda. Mungkin sadar, kita melakukan hal baik karena hukum, bukan karena hakikat sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu di mana pun ada hukum yang tidak jelas atau penegakannya yang lemah, di situ akan ditemukan kejahatan dan ketidakadilan. Tugas kita adalah mengenali hukum, membantu dan menjamin tegaknya supremasi hukum di Indonesia dengan sadar.

     Contoh paling ideal ya percakapan saya tadi. Pernahkah anda memperhatikan orang-orang yang mengendarai sepedar motor didalam kompleks perumahan banyak yang tidak menggunakan helm. Mengapa demikian? Karena mereka tahu didalam kompleks perumahan tidak ada polisi. Helm dikenakan karena takut ditangkap polisi bukan untuk melindungi kepala mereka. Memangnya dikompleks perumahan aspalnya

Lembek Kayak Pudding?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Agata | WS
x x x x x x x.