Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat - baca dan amati?

Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat di setiap keliling dan sekitarmu? - baca di setiap lembar kertas dan layar digitalmu? dan amati di setiap kisah, kenangan, sentuhan pasanganmu?

Sabtu, 01 November 2014

Annabelle - Tidak Lebih Dari Boneka

Harapan tinggi melambung ketika mengetahui New Line akan membuat film Annabelle, sebuah kisah tentang boneka jauh sebelum kisah keluarga Warren dimulai. Terlalu tinggi memang. Harapan tinggi memang nampak begitu wajar melihat kemasan apik dari film arahan James Wan sebelum ini, Conjuring. Mengulas Annabelle tentu sangat mutlak membandingkan film ini dengan film Conjuring. Jadi mari kita berbicara tentang boneka yang tidak menakutkan seperti kelihatannya.

Annabelle berlatar tahun 1960an di mana seorang mahasiswa kedokteran, John (Ward Horton) dan Mia (Annabelle Wallis)—sepasang suami istri—mencari rumah baru dengan harapan baru bersama kandungan Mia yang masih amat muda. Annabelle hadir dalam keluarga mereka dalam rupa sebuah hadiah dari sang suami kepada istri. Dan kemudian sepasang suami istri pemuja iblis datang ke rumah mereka, mencuri dan menggunakan boneka tersebut sebagai media pemujaan. Sejak saat itu Annabelle tidak lagi hanya boneka koleksi bagi Mia dan keluarga.

Sang penulis skenario, Gary Dauberman memang sangat nampak berusaha keras dalam film ini. Berusaha menghadirkan semua elemen menakutkan dalam semua sisi. Dalam semua adegan. Satu setengah jam film ini akan terasa penuh adegan dengan niatan ingin menakuti namun eksekusi akhir terlihat membosankan dan anti klimaks. Mesin jahit – kompor – tetangga – pisau – perut – kebakaran – buku dan tentu boneka. Ya memang terkesan terlalu banyak, buru-buru, instan dan sia-sia. Tidak sabar seperti elemen seram di film Conjuring.
 
Ketika hadir sang pemeran utama, boneka tersebut, penonton terlihat tidak terlalu terkejut lagi. Kasihan boneka itu. Bahkan kengerian perut yang diincar pisau atau mesin jahit dan jari Mia lebih terlihat seram. Annabelle memang tak lebih dari sekedar benda koleksi di dalam film besutan John R. Leonneti, teman dan sinematografi film-film James Wan sebelum ini (termasuk Dead Silence dan Insidious). Masalah tone gambar dalam film dan beberapa benda canggih dalam latar 1960an terlihat salah letak dan membuat beberapa penonton cukup tidak sadar bahwa film ini berlatar lampau.

Kritik bukan terarah kepada Leonneti tapi kepada Wan, betapa tega beliau menyuruh staf sinematografi ini mengasuh boneka ini. Kasihan Annabelle. Leonneti memang sangat tidak bagus dalam menyutradarai film ini—bisa dibilang gagal total. Memang ada adegan apik dibuat oleh Leonneti, ketika pembunuhan yang terjadi di rumah tetangga John, nampak sebuah bayangan berusaha menikam dan dua bayangan lain ketakutan. Epik. Sangat indah dilihat mata. Terlihat seperti memang besutan sinematografer. Tentu satu adegan tidak menolong keseluruhan film.

Suasana seram cuma terlahir dari pekerjaan apik dari sang komposer Joseph Bishara. Bishara memang terlihat selalu menemani film-film produksi Wan dengan musik apik. Annabelle Wallis yang bernama sama dengan boneka dan judul film. Nama Wallis memang cukup tidak terkenal, bahkan untuk para penikmat film horor. Pemeran Mia ini pun berhasil melakukan pekerjaan hebat dengan akting memukau, setidaknya film ini akan menjadi batu loncatan untuk karier Wallis. Tetapi tidak untuk karir Annabelle, si boneka koleksi.

Melihat Annabelle dalam pajangan bersanding denan boneka berpakaian pengantin lain hanya menambah perasaan sedih kepada boneka ini karena diasuh orang yang salah. Sebuah pekerjaan rumah kepada New Line Cinema dan James Wan yang terlihat begitu semangat untuk melanjutkan kisah boneka koleksi ini. Menarik. Tapi tak begitu menarik dan menaruh harapan tinggi lagi jika James Wan tidak mau turun tangan mengasuh si boneka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Agata | WS
x x x x x x x.