Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat - baca dan amati?

Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat di setiap keliling dan sekitarmu? - baca di setiap lembar kertas dan layar digitalmu? dan amati di setiap kisah, kenangan, sentuhan pasanganmu?

Sabtu, 13 Juni 2015

Insidious Babak Tiga : Melampaui Wan

"Saya SMS Leigh tentang cara membuat adegan seram. Ia akan membalas saya tentang bagaimana meledakkan mobil! Kami melakukan apa yang biasa kami lakukan jika bertemu langsung sambil meminum kopi di sebuah kafe—saling melempar ide dan saling membantu proyek masing-masing." ungkap Wan.

James Wan hidup dibesarkan oleh dunia horor dan misteri—segala pujian patutlah disematkan mengingat film-film buatan Wan memang sukses bergetayangan di hati para penikmat film. Wan mulai beralih dari horor ke film balapan mobil, Furious 7. Bentrok jadwal ini membuat film Insidious kali ini jatuh kepada sang penulis naskah dan aktor Insidious yang berperan sebagai pembasmi hantu Specs, Leigh Whanell. Sudah lama berhubungan dengan proyek Insidious sebagai pemain dan penulis naskah membuat Whanell terbiasa dan paham akan cerita dan harus melampaui Wan.

Pilihan Wan kali ini untuk memilih Whanell tepat—tidak seperti kasus Anabelle, kisah horor prekuel yang tak cukup memuaskan—kali ini Insidious babak ketiga benar-benar amat memuaskan, bahkan melampaui babak-babak Insidious sebelumnya.

Cerita berawal dari beberapa tahun sebelum kasus Josh dan Renai Lambert, di mana Elise (Lis Shaye) memutuskan pensiun seperti hal partner lamanya Carl (Steve Coulter). Ancaman penglihatan kematian di masa depan menghantui Elise ketika ia mencoba memasuki alam Further. Di tengah pensiun muncullah Quinn Brenner (Stefanie Scott) datang dengan masalah ibu dan mahluk yang tak bisa bernafas. Dari sinilah masalah itu dimulai.
Memunculkan mahluk tak bisa bernafas adalah hal tepat untuk sang sutradara Whanell untuk menceritakan bagaimana Elise harus kembali dari pensiunnya dan membentuk tim baru bersama Specs dan Tucker, lebih kecil dari iblis merah tetapi cukup tangguh untuk membuat Elise kembali dari pensiunnya. Whanell memang harus mendapat pujian lebih untuk menampilkan karakter Quinn tanpa menampilkan sisi kecantikan melainkan seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup meraih mimpi di tengah kehilangan seorang ibu. Lakon Stefanie Scott pun patut mendapat pujian.

Menarik di babak ini adalah mahluk tak bisa bernafas berhasil mencuri perhatian. Menarik ketika Whanell membuat penikmat babak ketiga ini tanpa perlu bertanya-tanya kisah awal mahluk tak bisa bernafas. Ketegangan demi ketegangan dibangun perlahan sedikit demi sedikit dengan 15 menit akhir sebagai puncak. Tentu mahluk tak bisa bernafas tak sendirian disini, ada cameo pengantin hitam dan mahluk-mahluk menyeramkan lain penghuni Further.

Rangkaian skenario Whanell dalam melampaui Wan sukses besar, terlebih dalam pencapaian komedi dan tentu kesetiaan Joseph Bisara, sang komposer musik pengiring film horor Wan. Tentu film baik selalu punya sisi buruk. Beberapa plot cerita memang amat disayangkan kurang berani diulik oleh Whanell, beberapa masalah seharusnya bisa menjadi konflik, terutama dalam mendukung sosok ayah agar terlihat amat menyebalkan. Melampaui Wan emang amat berat, tuntutan lebih seram, lebih mencekam dan lebih menghibur menjadi dinding yang harus dilampaui, terbukti sang sinematografi pengikut Wan tak sukses dalam Anabelle. Namun lain Leonetti lain Whanell, Whanell bisa dibilang cukup sukses melampaui Wan.
Di babak ketiga Insidious ini, pujian untuk Whanell berhasil untuk membingkai puzzle besar dari babak film Insidious sebelumnya. Dari wanita hitam, dari awal mula Elise mulai bergabung bersama Specs dan Tucker serta pemilihan alam Further. Menghadirkan James Wan dalam cameo film ini di teater pun amat lucu dan keren. Menonton Insidious babak ketiga ini memang direkomendasikan untuk menjadikan tontonan babak awal dari film Insidious lainnya. Amat menegangkan! Sebuah pekerjaan rumah yang terselesaikan dengan apik oleh Whanell.
Whanell tak harus bertanya kepada Wan untuk membuat adegan mencekam, beberapa adegan sangat mencekam melampaui Wan. Kejutan demi kejutan dikeluarkan sedikit demi sedikit tanpa terburu-buru dengan tanpa bisa diperkirakan menjadi senjata andalan Whanell. Wan memang beruntung kali ini. Beruntung karena pilihannya kepada Whanell tak jadi bumerang. Beruntung lagi karena setelah ini, Insidious di babak berikut mungkin akan tetap jatuh ke tangan Whanell. Minum kopi saja Wan. 8/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Agata | WS
x x x x x x x.