Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat - baca dan amati?

Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat di setiap keliling dan sekitarmu? - baca di setiap lembar kertas dan layar digitalmu? dan amati di setiap kisah, kenangan, sentuhan pasanganmu?

Senin, 14 Januari 2013

Menghargai Olahan


    Ketika ditanya sejak awal dari penulisan blog ini, pertanyaan muncul beriringan. ”Kenapa tidak menulis dengan bahasa yang baku, bukankah mempergunakan dan mengenalkan bahasa Indonesia akan lebih “Indonesia” dan nasionalis?” Itulah pertanyaan yang cukup sering dipertanyakan, dari awal blog ini dibuat. Sebagai informasi, di kampus tepatnya didalam komunitas gua dikampus, baru hadir kelompok atau komunitas penulis yang hadir mengangkat permasalahan bangsa. Tentu dengan bahasa penulisan yang lebih baik dan sama benarnya. Kemudian pertanyaan pun kembali berdatangan dari mahluk purba nan parsial yang membanding-bandingkan. Saling bergantian objek, berdasarkan tema yang mereka angkat, cara penulisan mereka yang sukai.

     Yang gua coba garis bawahi pertama sebelum mengapa gua mempergunakan gaya bahasa seperti ini adalah kadar kecintaan terhadap Indonesia yang diukur dalam sebuah pemakaian bahasa. Termasuk dalam menulis dan berbicara. Jauh 70 tahun sebelum artikel ini dibuat, bapak presiden pertama kita Soekarno menggunakan bahasa Inggris dan Belanda ketika sedang berpidato didepan ribuan masyarakat Indonesia. Berani bilang beliau tidak cinta Indonesia?

     Ragam bahasa tidak baku merupakan sistem paradoks dari bahasa baku. Berdasarkan penggunaannya bahasa ini lebih banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam percakapan santai. Ketika gua menemukan bahan yang tepat untuk gua angkat diblog, ini artinya tugas kedua adalah bagaimana cara mengolahnya. Bagaimana caranya gua membawa penonton untuk memahami maksudnya. Tidak semua artikel gua bawain dalam olahan santai, ambil contoh TIDAK ADA ALASAN LAIN dan PANTAU GEBRAKAN KAMI. Karena disana gua taruh sesuatu, sesuatu yang disebut dengan jiwa.  Sesuatu agar elo bukan hanya mengingatnya, tetapi juga membuat elo berperasaan sama dengan gua miliki ketika menulis tulisan tersebut.

     Dua buah kue dibuat, satu dengan berbahan dasar tepung berharga standar dan satunya berbahan dasar tepung yang berharga lebih mahal, belum tentu kue dengan berbahan dasar tepung mahal akan berkualitas dan enak dimakan oleh semua kalangan. Price not mean Quality, itulah yang mungkin bisa gua gambarkan dalam bahasa. Pengolahan adalah sebuah tahap penting dalam menulis, selain bahan dasar. Bahannya sempurna, tetapi pembaca tidak bisa menikmati. Mungkin ada yang salah ketika kita mengolahnya. Penikmat atau konsumen juga akan sangat membedakan hal ini. Dan blog ini saya sajikan untuk para pembaca setia saya, yang menikmati gaya bahasa saya dan
Menghargai Olahan

2 komentar:

  1. berguna banget kk infonya, nice share. Silahkan berkunjung ke blog ku ya kk
    jmovie

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih :))
      semoga bukan hanya menjadi sekedar info.

      Hapus

© Agata | WS
x x x x x x x.