Gue baru sadar, bahwa ada perbedaan signifikan
sejak Presiden dipilih dan ternyata nasib presiden kita sangat bergantung
kepada rakyat. Sejak Presiden dipilih rakyat, untuk pertama kalinya dalam
sejarah kita punya Presiden yang tidak diturunkan sebelum usai masa
kepemimpinannya dan atau melanjutkan untuk periode selanjutnya. Soekarno,
diturunin. Soeharto, diturunin. BJ Habibie, melanjutkan dan tidak dipilih lagi. GusDur,
diturunin. Kemudian Megawati, melanjutkan dan tidak dipilih lagi. Dan sekarang SBY
sampai usai, dan bahkan dipilih lagi.
Fenomena apa ini? Entahlah, tapi yang pasti, ada
strategi baru yang nampak efektif berjalan semenjak nasib jabatan Presiden ada
di tangan rakyat: “Pencitraan”. Siapa yang menyangka, ternyata pencitraan yang
dilakukan Pak SBY membuatnya jadi bisa menjabat lama. Dua kali periode
pemilihan umum yang dilaksanakan dengan demokrasi. Walau baru-baru ini muncul
isu kudeta untuk meminta presiden mundur.
Hal ini juga yang coba ditiru oleh Jokowi sebagai
pemimpin Jakarta. Karena pencitraan, adalah strategi yg dilancarkan kepada
rakyat. Pencitraan lah yang mempermudah realisasi kebijakan dan program untuk
masyarakat.
Sebuah orangtua tidak akan mau mengajak anak-anaknya pergi untuk
menikmati setiap wahana dalam Disney Land ketika Disney Land adalah sebuah
perusahaan film porno. Atau bahkan perusahaan Disney membangun sebuah anak
perusahaan di Vegas dan menjadikan Disney Land sebagai pusat perjudian. Orangtua
tahu bahwa Disney dekat dengan dunia anak dan begitu juga dengan pihak Disney,
mereka akan terus mempertahankan citra yang mereka sudah bangun sejak lama
tanpa mau sedikitpun merusak.
Kembali ke Indonesia, kembali ke presiden kita.
Susah memang lepas dari bayang-bayang Pak Soeharto dalam 32 tahun masa
pemerintahan. Bahkan seperti yang saya baca dibuku Indonesia Mengajar, yang
berisi tentang kumpulan cerita pengajar muda. Bahkan disisi lain Indonesia,
beberapa anak masih berkata bahwa presiden mereka pak Soeharto. Miris memang. Dan
kalau Pak SBY bisa bertahan sampai 2 periode tanpa diturunkan siapapun, tidak
bisa disangkal lagi, beliaulah Presiden Indonesia paling hebat dalam
mempertahankan jabatan. Who wouldve
known, “The Thinking General” might have been actually thinking very hard after
all. Tidak ada yang bisa disangkal mungkin presiden berikutnya akan
menggunakan cara yang sama. Terlebih banyak calon presiden juga penguasa media
nasional. Yang saya khawatirkan cuman satu pencitraan sebagai sihir, sihir
untuk membuat para pemuda duduk diam menonton. Seperti orang yang kecanduan
berjudi. Hanya bisa duduk diam menatap meja judi tanpa memikirkan hal lain.
Seperti Suasana Vegas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar