Terobosan baru dilakukan oleh Andi Mallarangeng
selaku Menteri Pemuda dan Olahraga ketika itu. Kebijakan naturalisasi atlet
asing menjadi warga negara Indonesia dilakukan untuk mendongkrak prestasi
olahraga. Bukan hanya di Indonesia, kawasan Asia pun, naturalisasi atlet
menjadi sebuah vitamin baru pendongkrak prestasi.
Bahkan di Asia, beberapa cabang negara tertentu,
kita bisa melihat pemain berkulit putih dan hitam bertanding di tengah kulit
kuning langsat. Masa tinggal dan garis keturunan menjadi salah satu wadah utama
dalam naturalisasi. Irfan Bachdim dan Christian Gonzalez menjadi korban pertama
kebijakan Andi Mallarangeng dalam mendongkrak sepakbola Indonesia.
Selain dua syarat diatas tadi, para atlet harus
memiliki rasa bangga akan tanah air. Andi Mallarangeng mengatakan
kewarganegaraan bagi pemain sepak bola yang akan dinaturalisasi harus permanen
karena Indonesia tak mengenal dua kewarganegaraan. Hanya pemain yang mau
menjadi warga negara Indonesia saja yang akan dinaturaliasi. Bangga
menyanyikan lagu Indonesia Raya, melafalkan dasar negara adalah ikrar berperang demi membela Merah Putih.
Upaya mulia atas nama kemajuan olahraga Indonesia
pun tak diiringi dengan tingkah laku baik oleh sang Menpora. Tanggal 7 Desember
2012 pagi, Menpora, Andi Mallarangeng menyatakan telah mengajukan pengunduran
diri dari jabatannya pasca pencekalan terhadap dirinya oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tak lama berselang, pada tanggal 11 Januari 2013,
SBY mengutus Roy Suryo sebagai Menpora yang baru. Tentu mencengangkan mendengar
keputusan presiden kita ini, mengingat Roy Suryo hanya kerap hadir sebagai ahli
telematika. Pertanyaan besar muncul, kenapa Roy? Sejumlah sumber di
internal PD mengatakan Roy Suryo mewakili loyalis Andi Mallarangeng di tubuh
Demokrat. Diangkatnya Roy diyakini bisa menjaga harmoni antar kekuatan di
Partai Demokrat. Tentu saja Presiden SBY memiliki hak prerogatif untuk
menunjuk dan melantik siapa pun menterinya, termasuk dengan cara menaturalisasi
bagian dari Partai Demokrat menjadi menteri.
Pernyataan negatif dan tudingan keras akan
kapasitas sang ahli telematika di bidang olahraga pun terus berdatangan. Kebijakan
naturalisasi Andi Mallarangeng tidak dilanjutkan lagi oleh penggantinya ini.
Roy Suryo tak sepaham dengan pendahulunya separtai. Menpora naturalisasi SBY
ini menyatakan naturalisasi tersebut selain tidak mendidik dan mengesampingkan
pembinaan pemaian lokal, langkah tersebut juga hanya bersifat sementara dan
instan.
Nasionalisme membuat Roy Suryo lebih percaya akan
tenaga anak negeri ketimbang atlet luar yang sudah lama tinggal di Indonesia.
Mungkin Roy Suryo percaya atlet kelahiran Indonesia lebih bangga menyanyikan Indonesia Raya daripada atlet hasil
naturalisasi. Sama seperti presiden kita yang pasti juga percaya menaturalisasi
Roy Suryo berarti menjamin Menpora pilihannya bisa bangga (setidaknya hapal)
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar