Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat - baca dan amati?

Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat di setiap keliling dan sekitarmu? - baca di setiap lembar kertas dan layar digitalmu? dan amati di setiap kisah, kenangan, sentuhan pasanganmu?

Jumat, 06 September 2013

Menaturalisasi Menpora


Terobosan baru dilakukan oleh Andi Mallarangeng selaku Menteri Pemuda dan Olahraga ketika itu. Kebijakan naturalisasi atlet asing menjadi warga negara Indonesia dilakukan untuk mendongkrak prestasi olahraga. Bukan hanya di Indonesia, kawasan Asia pun, naturalisasi atlet menjadi sebuah vitamin baru pendongkrak prestasi.

Bahkan di Asia, beberapa cabang negara tertentu, kita bisa melihat pemain berkulit putih dan hitam bertanding di tengah kulit kuning langsat. Masa tinggal dan garis keturunan menjadi salah satu wadah utama dalam naturalisasi. Irfan Bachdim dan Christian Gonzalez menjadi korban pertama kebijakan Andi Mallarangeng dalam mendongkrak sepakbola Indonesia.

Selain dua syarat diatas tadi, para atlet harus memiliki rasa bangga akan tanah air. Andi Mallarangeng mengatakan kewarganegaraan bagi pemain sepak bola yang akan dinaturalisasi harus permanen karena Indonesia tak mengenal dua kewarganegaraan. Hanya pemain yang mau menjadi warga negara Indonesia saja yang akan dinaturaliasi.  Bangga menyanyikan lagu Indonesia Raya, melafalkan dasar negara adalah ikrar berperang demi membela Merah Putih.

Upaya mulia atas nama kemajuan olahraga Indonesia pun tak diiringi dengan tingkah laku baik oleh sang Menpora. Tanggal 7 Desember 2012 pagi, Menpora, Andi Mallarangeng menyatakan telah mengajukan pengunduran diri dari jabatannya pasca pencekalan terhadap dirinya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tak lama berselang, pada tanggal 11 Januari 2013, SBY mengutus Roy Suryo sebagai Menpora yang baru. Tentu mencengangkan mendengar keputusan presiden kita ini, mengingat Roy Suryo hanya kerap hadir sebagai ahli telematika. Pertanyaan besar muncul, kenapa Roy?  Sejumlah sumber di internal PD mengatakan Roy Suryo mewakili loyalis Andi Mallarangeng di tubuh Demokrat. Diangkatnya Roy diyakini bisa menjaga harmoni antar kekuatan di Partai Demokrat.  Tentu saja Presiden SBY memiliki hak prerogatif untuk menunjuk dan melantik siapa pun menterinya, termasuk dengan cara menaturalisasi bagian dari Partai Demokrat menjadi menteri.

Pernyataan negatif dan tudingan keras akan kapasitas sang ahli telematika di bidang olahraga pun terus berdatangan. Kebijakan naturalisasi Andi Mallarangeng tidak dilanjutkan lagi oleh penggantinya ini. Roy Suryo tak sepaham dengan pendahulunya separtai. Menpora naturalisasi SBY ini menyatakan naturalisasi tersebut selain tidak mendidik dan mengesampingkan pembinaan pemaian lokal, langkah tersebut juga hanya bersifat sementara dan instan.

Nasionalisme membuat Roy Suryo lebih percaya akan tenaga anak negeri ketimbang atlet luar yang sudah lama tinggal di Indonesia. Mungkin Roy Suryo percaya atlet kelahiran Indonesia lebih bangga menyanyikan Indonesia Raya daripada atlet hasil naturalisasi. Sama seperti presiden kita yang pasti juga percaya menaturalisasi Roy Suryo berarti menjamin Menpora pilihannya bisa bangga (setidaknya hapal) menyanyikan lagu Indonesia Raya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Agata | WS
x x x x x x x.