Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat - baca dan amati?

Bukankah tulisanmu adalah apa yang kau lihat di setiap keliling dan sekitarmu? - baca di setiap lembar kertas dan layar digitalmu? dan amati di setiap kisah, kenangan, sentuhan pasanganmu?

Sabtu, 26 Juli 2014

Ulasan Rise of The Planet of The Apes (2011)

Ulasan ini salah satu ulasan terlambat namun sengaja diterbitkan menyusul akan terbitan untuk sekuel film kera satu ini. Tapi tenang karena ulasan ini tak akan sama sekali menghubungkan dengan film lanjutan The Dawn of The Planet of The Apes.

Bicara Rise of The Planet of The Apes bukan berarti kita melulu akan dibawa ke kera, hutan, dan lain-lain. Bahkan tidak untuk membahas stasiun luar angkasa, kera penjajah dan pulau secara monoton seperti kisah The Planet of The Apes pada tahun 2001. Walau film itu cukup meraup sukses tapi plot mereka dianggap terlalu mengada-ada.

Barulah pada 2011, studio Fox merakit ulang film kera ini berdasarkan karakter asli di Conquest of The Planet of The Apes (1972) tentu dengan cerita yang benar-benar baru. Film tiga tahun lalu ini benar-benar tepat di tangan seorang sutradara Inggris “tak terkenal” Rupert Wyatt. Praktis ini adalah film kedua Rupert Wyatt setelah film pertama di tahun 2008.

Plot kisah ini berawal dari Will Rodman (James Franco) seorang ilmuwan akrab dengan kera (tentu) mencoba membuat obat untuk meningkatkan seluruh kemampuan umat manusia. Obat tadi (tentu) diuji coba pada kera yang akan menjadi tokoh utama di setiap bagian adegan film. Sukses besar! Wyatt luar biasa membawa ide lama dengan visi baru dengan modal tipis 93juta. Tentu sebagian besar dimanfaatkan untuk efek visual dengan luar biasa.


Penulis pun ”tak terkenal” minim pengalaman ikut mengambil kesuksesan dari film ini. Beruntung Fox memiliki James Franco dan King Kong. Maaf Gollum. Captain Haddock? Bukan tapi Andy Serkis. Serkis memang dikenal mahir memainkan peran walau ia hanya dibalut peralatan efek visual komputer—kalian bisa melihat itu di karakter yang saya sebutkan di atas. Mimik dan ekspresi muka sekera Caesar akan membuat mata anda meneteskan air mata mungkin (maaf atas hiperbola saya). Terlebih lagi dengan membeli DVD atau BLURAY dengan televisi di rumah anda 40 inch.

Sang sutradara kurang terkenal sukses membawa Caesar dan kawan-kawan merebut lampu panggung dari seorang James Franco. Franco di sini terlihat seperti aktor pendukung. Dan ini amat baik mengingat judul film ini Rise dan Apes. Bahkan saya berani memuji Wyatt adalah sutradara jeli untuk mencampurkan komponen remeh di film masa lalu dan sekarang—seperti koran dengan berita tersesat di luar angkasa—dan menempatkan easter ego dengan amat tepat.

Salah satu hal dari film ini yang sukses menjadi bagian favorit adalah lambang pasukan kera buatan Caesar adalah lambang jendela (tempat Caesar biasa terkurung di dek dan melihat ke dunia sekitar). Penggambaran luar biasa. Pantaslah film ini diganjar beberapa penghargaan film. Jangan pernah berharap drama antar manusia dan manusia atau drama manusia dan kera di film ini. Jangan pernah. Drama ini akan diisi Caesar – Rocket – Maurice – Buck yang kemudian digantikan oleh Koba serta kera-kera tidak penting lain.

Drama pertarungan (tanpa taktik niat membunuh Caesar) melawan polisi di jembatan Golden Gate, San Fransisco menjadi bagian akhir dari film ini. Tentu ditutup dengan kemenangan Caesar – kuda – dan teman-teman kera menyeberang ke hutan. Dan benar ini drama. Bagian penutup akan menjadi begitu sangat drama Caesar dan tiga jenderal baru (Maurice – Rocket dan Koba) meneruskan pengorbanan Buck untuk membangun peradaban kera baru di hutan Redwood.

Amat drama ala kera. Pantaslah keuntungan 300juta dolar menjadi motivasi mereka untuk melanjutkan drama para kera ini ke tahap berikut. Tentu untuk Serkis memperpanjang kontrak sebagai pemimpin kera nan bijaksana. The Dawn of The Planet of The Apes adalah film yang pantas untuk ditonton setelah muntah oli dan pelumas akibat menonton Transformers. 8/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Agata | WS
x x x x x x x.