Bulan lalu, tepatnya
ketika penyelenggaraan Idul Adha, media sukses membuat gua terheran-heran dengan tagline “Sapi SBY kalah besar dari Mbak
Tutut”. Cukup unik karena beberapa teman-teman twitter cukup ramai merespon dan
me-retweet berita ini. Why is it important for people to talk about
comparing a cow, when we know chldren are dying of hunger in this country?
Kenapa beberapa orang menganggap berita ini sesuatu yang penting dan layak
untuk disebarkan? Ada banyak pertanyaan yang cukup banyak muncul di kepala gua
dengan masalah (menurut gua pribadi) ini.
Sapi Presiden SBY lebih kecil
dibanding dengan sapi yang diberikan mbak Tutut untuk kurban memang fakta, tapi
apakah itu pantas jadi berita? Dibagian ini, mungkin gua akan dicela
oleh sebagian orang. Yang jadi masalah adalah, banyak yg menganggap hal hal
tidak penting jadi berita sementara banyak yg pantas dan harusnya diberitakan
malah tidak diberitakan. Masih banyak pengungsi dari Timor Leste yg masih tidur
di kamp pengungsian, itu berita. Pemerintah menghindari terus pembahasan RUU
BPJS, itu berita. Putra Putri Bangsa meraih medali emas kejuaraan eksakta, itu
berita. Masyarakat Mentawai masih banyak yg tinggal di reruntuhan rumah mereka,
itu berita.
Seharusnya kita musti
lebih bijak akan informasi yg kita sebarkan. Gua pribadi, lebih cenderung
memilih membaca dan membagikan apa yang gua tahu tentang sisi positif
Indonesia. Sesuatu yang memang jarang sekali ditampilkan oleh para media, pada
umumnya. Tapi bukan berarti gua partisan, atau apatis terhadap berita buruk.
Sebarkan sesuatu hal positif membuat motivasi untuk maju dan mengubah muncul
untuk ke arah yang lebih positif. Yang membedakan orang terjajah dan orang
merdeka, adalah pilihan. Kita sebagai orang yang sudah merdeka punya pilihan
untuk membagikan apa yang kita pelajari dan ketahui. Orang terjajah tidak punya
pilihan selain menjalankan perintah penjajahnya. Orang merdeka terbuka akan
pilihan, walaupun terkadang mereka dibawa terhanyut kepada zona aman.
Ada yang mengaku jarang
baca buku gara gara twitter. Ada yg mengaku jarang ngeblog gara gara twitter.
FYI gua main twitter tapi
produkifitas nge-blog tinggi. Buku yang gua
baca banyak bahkan sekarang lagi rutin baca buku. Kita tidak punya alasan untuk
tidak menghadirkan atau menyebarkan berita-berita yang menurut kita pribadi
penting. Karena sekarang, dengan twitter, facebook, blog, youtube,
Kita
adalah Media.
saya suka dengan kalimat "Seharusnya kita musti lebih bijak akan informasi yg kita sebarkan. "
BalasHapus..
bener banget Gan.. salam kenal silahkan mampir ke blog ane juga ya
salam kenal juga. Be a wise :)
BalasHapus